Larangan Sombong dalam Islam
Suatu
hari mungkin kita menemui suatu kemudahan dalam urusan kita. Orang lain
bertanya kepada kita bagaimana cara anda menyelesaikan persoalan
tersebut. Dengan lantang dan bangganya anda menjawab "Siapa dulu. Ini
semua berkat usaha keras saya."
Nah,
dari contoh di atas kita sering membanggakan diri kita, dan merendahkan
orang lain yang kita anggap di bawah kita kedudukannya. Atau mungkin
merasa memiliki sesuatu yang lebih dari orang lain. Sehingga mengejek
atau bahkan merendahkan martabat orang lain. Na'udzubillah
Kita
tidak mengetahui siapa zat yang memudahkan urusan kita hingga berhasil
seperti itu. Kita tidak menyadari, bagaimana seandainya kemudahan itu
tiba-tiba hilang saat kita sedang membanggakannya. Atau mungkin saat itu
nyawa kita dicabut sehingga kita menjadi orang yang merugi karena mati
dalam keadaan su'ul khatimah (mati dalam keburukan)?
Disinilah,
saya berusaha membahas mengenai larangan sombong dalam Islam.
Sampai-sampai Rosulullah saw sendiri sangat membenci orang-orang yang
sombong. Mari kita simak ulasan berikut.
Pengertian
Sombong
adalah membanggakan diri sendiri, mengganggap dirinya yang lebih dari
yang lain. Membuat dirinya terasa lebih berharga dan bermartabat
sehingga dabat menjelekkan orang lain. Padahal Allah telah melarang kita
dalam QS. Al Luqman {31}:18
"Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri"
Sementara itu ada sebuah teladan yang di ambil dari Adz Dzahabi
Adz Dzahabi rahimahullah
berkata, “Kesombongan yang paling buruk adalah orang yang menyombongkan
diri kepada manusia dengan ilmunya, dia merasa hebat dengan kemuliaan
yang dia miliki. Orang semacam ini tidaklah bermanfaat ilmunya untuk
dirinya. Karena barang siapa yang menuntut ilmu demi akhirat maka
ilmunya itu akan membuatnya rendah hati dan menumbuhkan kehusyu’an hati
serta ketenangan jiwa. Dia akan terus mengawasi dirinya dan tidak bosan
untuk terus memperhatikannya. Bahkan di setiap saat dia selalu
berintrospeksi diri dan meluruskannya. Apabila dia lalai dari hal itu,
dia pasti akan terlempar keluar dari jalan yang lurus dan binasa. Barang
siapa yang menuntut ilmu untuk berbangga-banggaan dan meraih kedudukan,
memandang remeh kaum muslimin yang lainnya serta membodoh-bodohi dan
merendahkan mereka, sungguh ini tergolong kesobongan yang paling besar.
Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan
walaupun hanya sekecil dzarrah (anak semut), la haula wa la quwwata illa billah.”
Post a Comment